ANEKA METODE
PEMBELAJARAN
1.
Metode debat
Metode
debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi
paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang
mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang
menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.Selanjutnya guru
dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua
posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur
debat.
Pada
dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran
kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa
saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling
tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang
dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan
menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan
peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran
tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan
peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
2.
Metode Role Playing
Metode
Role Playing adalah suatu cara
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Kelebihan metode Role Playing sebagai
berikut.
a. Seluruh siswa mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerja sama.
b.
Siswa bebas
mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c.
Permainan
merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang
berbeda.
d.
Guru dapat
mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
e. Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.
3.
Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
Metode
pemecahan masalah (problem solving)
adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
4.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction
(PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan
dialog.
Langkah-langkah:
a.
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi
siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b.
Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c.
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan
data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.
Guru membantu
siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e.
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
5.
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa
bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi
yang dipelajari.
Langkah-langkah:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk
dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan
membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f. Kesimpulan guru.
g. Penutup.
6.
Picture and Picture
Picture and Picture adalah
suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan
menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian
memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
f. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan/rangkuman.
7.
Numbered Heads
Together
Numbered Heads Together
adalah suatu metode belajar di mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat
suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
a.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
b.
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d.
Guru memanggil salah satu
nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
e.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
f.
Kesimpulan.
8.
Metode Investigasi Kelompok (Group
Investigation)
Metode
investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan
paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan
proses kelompok (group process skills).
Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti
investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian
menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a. Seleksi topik
Parasiswa
memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerja sama
Parasiswa
beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan
umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan
rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan
berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para
siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa
menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas.
e. Penyajian
hasil akhir
Semua kelompok
menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu
perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir
oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta
siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara
individu atau kelompok, atau keduanya.
9.
Metode Jigsaw
Pada
dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang
bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri
dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b)
merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota
kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok
masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi
penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya
juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk
menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara
keseluruhan.
10.
Metode Team Games
Tournament (TGT)
Pembelajaran
kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar. Ada lima komponen utama
dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
a. Penyajian kelas
Pada awal
pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
b. Kelompok
Kelompok
biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat
dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
c. Game
Game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat
siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab
benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan
siswa untuk turnamen mingguan.
d. Turnamen
Biasanya
turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.
e. Team recognize
(penghargaan kelompok)
Guru kemudian
mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat
atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team
mendapat julukan “Super Team” jika
rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team”
apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good
Team” apabila rata-ratanya 30-40.
11.
Model Student Teams Achievement
Divisions (STAD)
Siswa
dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota
lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
f. Penutup.
12.
Model Examples Non
Examples
Examples Non Examples
adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari
kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b.
Guru menempelkan
gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperhatikan/ menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil
diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.
Tiap kelompok
diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru
mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan.
13.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu
metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh
Makoto Yoshida.
Lesson Study
merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang
dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih
efektif.
14.
Metode ceramah
Metode ceramah
adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara
lisan kepada siswa. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan
guru. Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan
media.
15.
Metode tanya jawab
Metode tanya
jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari
guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian
materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru
dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak
tergantung pada keaktifan guru.
16.
Metode Demonstrasi
Demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan
oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus
didemonstrasikan.
17.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara memecahkan masalah yang dipelajari
melalui urun pendapat dalam diskusi kelompok. Dalam pembelajaran dengan metode
diskusi ini makin lebih memberi peluang pada siswa untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali utama.
18.
Metode Simulasi
Simulasi adalah
pembelajaran untuk menguasai konsep atau keterampilan melalui kegiatan atau
latihan dalam situasi tiruan.
19. Metode Pemberian tugas
Pemberian tugas adalah
metode pembelajaran untuk menguasai materi pelajaran melalui pemberian
tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa baik secara individual maupun secara
kelompok. Setiap metode pembelajaran dibahas menurut pengertian, tujuan, alasan
penggunaan, kekuatan dan kelemahannya, cara mengatasi kelemahan, dan
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran.
20. Metode Kerja kelompok
Metode Kerja kelompok adalah metode pembelajaran yang
dipilih guru untuk menguasai materi pelajaran yang harus diselesaikan oleh
siswa secara kelompok.
21. Metode Karya wisata
Metode
Karya wisata adalah metode
pembelajaran yang dilakukan untuk mempelajari materi pelajaran dengan cara
mengunjungi secara langsung tempat dimana materi pelajaran itu berada.
22. Metode Penemuan
Metode Penemuan adalah prosedur
pembelajaran yang mementingkan pembelajaran perorangan, manipulasi objek, dan
percobaan sebelum sampai kepada generalisasi. Setiap metode pembelajaran
dibahas menurut pengertian, tujuan, alasan penggunaan, kekuatan dan
kelemahannya, cara mengatasi kelemahan, dan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran.
23. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang
memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri sesuatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
24. Metode Pembelajaran Unit
Metode Pembelajaran Unit adalah prosedur pembelajaran dimana siswa dan guru
mengarahkan segala kegiatannya pada pemecahan suatu masalah yang dipelajarinya
melalui berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan
dan bermakna.
25. Metode Pembelajaran dengan Modul
Metode Pembelajaran dengan Modul adalah prosedur pembelajaran yang
dilakukan dengan menyiapkan suatu paket belajar yang berisi satu satuan konsep
tunggal bahan pembelajaran untuk dipelajari sendiri oleh siswa dan jika ia
telah menguasainya baru boleh pindah ke satuan paket belajar berikutnya.
PRAKTIK
PEMBELAJARAN
DENGAN
MENGGUNAKAN ANEKA MODEL, STRATEGI, DAN METODE